Wednesday, April 27, 2011

Terjemahan Berita

Membaca media sekarang harus kritis, karena kalau tidak kita akan tersesat, tergiring ke arah satu pembentukan opini. Saat ini, media memang tidak murni lagi sebagai alat untuk menyampaikan fakta. Fakta yang disajikan media sudah penuh dengan proses rekonstruksi. Membaca atau menyimak media memang menarik perhatian, seru, penasaran. Tapi apa yang disampaikan fakta? kalau iya, berapa persen kadar kebenaranya? bagaimana cara penyajianya?

Tidak semua media menggunakan jasa reporternya untuk membuat berita. Banyak media yang mengambil berita dari media lain, lalu memuatnya di media mereka sendiri. Yang tidak teliti membaca tentulah menganggap berita ini ditulis reporter. Nah, kitalah yang harus kritis membacanya. Salah satu cara membaca kritis adalah dengan memperhatikan kutipan. Dengan itu kita tahu apakah berita itu betul-betul dibuat reporter, saduran, atau terjemahan. Dari situ kita tahu kualitas suatu media.


Sekarang, mari kita cermati berita ini, yang diambil dari huffington post (sumber asli)
http://www.huffingtonpost.com/2011/04/09/colin-carlson-uconn-stude_n_847028.html

Berikut adalah versi Indonesianya dari okezone.com
 http://kampus.okezone.com/read/2011/04/11/373/444600/remaja-usia-14-tahun-raih-beasiswa-s2


Perhatikan disitu, bahwa dari jumlah paragraf, susunan kata, inti berita, tidak ada satupun yang berubah. Informasi yang ditambahkan adalah pada paragraf ke tiga, yaitu tentang kutipan.

Ada perbedaan antara menyadur dan menerjemahkan. Menerjemahkan adalah proses alih bahasa, sedangkan menyadur adalah penyusunan kembali satu cerita tanpa merusak garis besarnya. Nah, berita versi Indonesia ini jelas bukan buatan reporter asli. Selanjutnya, apakah saduran? atau terjemahan?

Kasus seperti ini bukan cuma sekali. Sayangnya kita sering tidak sadar dan menganggap semua berita adalah karena kehebatan para reporter dari media tersebut. Padahal beritanya adalah saduran atau bahkan hanya diterjemahkan! Bukan barang haram memang (selama menuliskan kutipan). Namun dari sini, kita bisa menilai jenis dan kualitas media tersebut

Makanya .... janganlah sekali-kali menganggap enteng kutipan...

Mari kita membaca kritis!